Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengkritik keras aktivis HAM di Indonesia

Posted by asir On Kamis, 29 November 2012 0 komentar

Jakarta – FPI: Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengkritik keras aktivis HAM di Indonesia. Pasalnya dalam peristiwa agresi Israel ke Gaza lebih dari sepekan lalu, tak ada sepatah kata atau pernyataan pun dari para penggiat HAM yang mengecam Israel. Apalagi sampai mengatakan Israel sebagai pelanggar HAM berat.
Ia mengatakan, para aktivis HAM di Indonesia hampir tidak mungkin diharapkan untuk mengatakan Israel dan pendukungnya melanggar HAM berat secara internasional. "Mereka, para penggiat HAM Indonesia, pada umumnya lebih suka meneliti bangsanya sendiri dengan tuduhan melanggar HAM berat”.
Mana mungkin Penggiat HAM Indonesia mengutuk aksi kebrutalan Israel? Mereka tentu berpikir ribuan kali untuk mengeluarkan kritikan apalagi kecaman kepada “juragan” penyandang dana yang nantinya malah menggoyang kelangsungan pekerjaan mereka. Aktivis HAM  biasanya lebih lancar berbicara tentang konflik Sampang, Poso, Cikesik, Ciketing, Cirebon, Solo, Ambon, Papua, Lampung, Aceh, dan yang terakhir membela PKI sebagai korban.
Kiai Hasyim menuturkan, mereka tu mengangkat persoalan bukan untuk mencari penyelesaian dalam nuansa ke-Indonesiaan, tapi hanya mencatat serangkaian insiden untuk kemudian dilaporkan ke luar negeri, agar asing bisa menghukum Indonesia. "Pekerjaan bisnis HAM semacam ini tentu tidak berguna untuk Indonesia dan juga tidak terpuji. Apalagi kalau berdasarkan program paket bantuan asing, tentu pekerjaan memalukan," tandasnya.  
Oleh karena itu, para aktivis HAM ini hampir tidak mungkin diharapkan untuk memperjuangkan HAM di kancah internasional. “Hampir tidak mungkin diharapkan untuk mengatakan Israel atau pendukungnya melanggar HAM berat secara internasional," kata Kiai Hasyim Muzadi, Jumat (23/11/2012).
Selain itu Kiai Hasyim juga menanggapi agresi yang dilakukan oleh Zionis Israel di gaza. Menurutnya Israel tidak akan mempan dikutuk karena mereka sesungguhnya hanya tahu kepentingannya sendiri. Yang terpenting adalah persatuan fatah dan hamas. “Yang diperlukan sebenarnya pertama kali adalah persatuan fatah dan hamas yang selama ini terus  diadu domba habis-habisan oleh Israel. Kemudian perlu kesadaran negara arab yang melingkunginya dalam membantu patestina dg sungguh dan jujur. Karena sampai hari ini setiap negara arab/ islam diserang agresor, selalu saja berpangkalan di salah satu negara islam sendiri”, lanjutnya.
Menurutnya, liga arab tampak lebih membantu kepentingan barat daripada bangsa rasnya sendiri. PBB pun selalu tumpul ketika israel melanggam ham internasional, Sangat berbeda kalau yang "dituduh" melanggar ham itu adalah negara islam yang tidak disuka oleh Zionis, langsung dihukum dan diserbu . Dan "penyerbuan" itupun atas nama hak asasi manusia. 
Karena itu, kata KH Hasyim Muzadi, kaum Muslimin di Indonesia sudah saatnya merapatkan barisan. Tidak boleh ada lagi lembaga Islam atau "yang keislam-islaman" terpengaruh terhadap program intervensi pemikiran ini hanya karena ingin disebut intelek atau berwawasan global. "Waspadalah kaum Muslimin dan Bangsa Indonesia terhadap HAM yang westernis dan neokomunis," pungkasnya. [slm/fpi]

0 komentar:

Posting Komentar